MARTAPURA,- Konsultan Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Tin Herawati kunjungi langsung anak penderita stunting di Desa Bawahan Selan, Kecamatan Mataraman, Rabu (6/10/2021).
Kedatangan tenaga ahli tersebut didampingi Kepala BKKBN Provinsi Kalsel Ramlan, dan disambut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Banjar, Siti Hamidah berserta jajarannya.
Rombongan tiba disalah satu rumah warga yang anaknya yang mengalami stunting usia 21 bulan. Herawati
menggendongnya sambil menanyakan terkait pemberian makan, serta memberi masukan bagaimana pemberian gizi yang tepat. Dari keterangan ibunya, anaknya memang pilih-pilih dalam makanan. Sehingga dianggap kekurangan gizi dan mengalami stunting.
Herawati menjelaskan, kedatangan pihaknya ingin melihat langsung kondisi keluarga yang anaknya stunting, untuk dapat diketahui permasalahan apa saja yang dihadapi.
“Dengan pihak pemerintah dan stakeholder kami juga berdiskusi terkait kendala yang dihadapi, dan apa yang harus dilakukan ke depannya. Sehingga, masukan-masukan itu dijadikan bagian laporan ke Menko PMK untuk kualitas program pembangunan keluarga lebih baik,” ujarnya.
Mengutip dari laman Kemenko PMK, berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,7%. Data World Bank tahun 2020 menunjukkan, prevalensi stunting Indonesia berada pada urutan ke 115 dari 151 negara di dunia.
Kepala BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan mengatakan, Kalsel termasuk dalam 10 besar angka stunting tertinggi se-Indonesia dengan persentase 31,75 persen. Angka di Kabupaten Banjar 36,87 persen, berada di posisi tengah dari 13 Kabupaten Kota, di mana yang tertinggi adalah Balangan 52,10 persen, disusul Tabalong 44 persen, dan Hulu Sungai Selatan 42 persen.
Dijelaskan Ramlan, 2024 angka stunting ditargetkan turun menjadi 14 persen, di mana tiap tahunnya harus menurunkan 3,55 persen. Target tersebut lebih tinggi dari target nasional yang hanya 2,5 persen pertahun.
“Kami akan membentuk tim pendamping keluarga di Kalsel yang totalnya 3.072 orang pendamping. Satu tim terdiri dari bidan desa, PKK, PPKBD yakni kader KB di desa di mana tiap tim mendampingi 6 ribu penduduk. Mereka akan memantau, mengedukasi, dan memberi penyuluhan bagi keluarga stunting,” terang Ramlan.
Reporter : Rifky Zidane Editor : Ronny Lattar