MARTAPURA,- Untuk pencegahan kasus Covid-19 di perayaan tahun baru, khususnya di tempat-tempat publik disarankan untuk menggunakan aplikasi peduli lindungi, dengan aturan yang ditegakkan, masyarakat minimal sudah vaksin dua kali.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ketika memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Pandemi Covid-19 saat Nataru dan Penanganan Varian Omicron secara virtual, bersama Gubernur dan Bupati/Walikota se Indonesia. Sementara di Command Center Manis di hadiri Kepala Dinas Kesehatan Diaudin, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Banjar H.M Aidil Basith serta Plt Kepala BPBD Banjar Riza Dauly.
Pada rakoor ini, disosialisasikan Inmendagri Nomor 69 tahun 2021, tentang PPKM level 3, 2 dan 1, serta mengoptimalkan posko penanganan covid di tingkat desa dan keluarahan untuk pengendalian penyebaran covid, yang berlaku dari 14 Desember hingga Januari 2022. Inmendagri ditujukan kepada semua kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dimana selanjutnya kepala daerah merangkul Forkopimda dan stake holder terkait untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat, khususnya kepada pemilik usaha.
“Intinya adalah kita mengelola pandemi di masa Nataru karena kita tahu Nataru ini ada potensi kerumunan masyarakat akibat mobilitas tinggi sehingga ktia tidak ingin seperti tahun lalu terjadi ledakan,” tuturnya.
“ Posko PPKM juga diaktifkan baik di tingkat kecamatan, kelurahan, desa dan RT, jangan lengah ketika masyarakat berlibur, kita sebagai abdi masyarakat justru harus menjaga keselamatan mereka tanpa harus panik,” ujarnya.
Di samping itu, Tito juga meminta kepala daerah beserta Forkopimda selalu berkoordinasi bila terjadi skenario terburuk di masa Nataru dan karena varian Omicron ini.
Terkait dengan target vaksinasi 70 persen, ia akan melakukan evaluasi awal tahun, daerah mana saja yang sudah mencapai target untuk diberikan penghargaan. Dari 34 provinsi di Indonesia, 13 provinsi diantaranya belum mencapai target.
“ Kita akan berikan kepada Bupati Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara yang mampu mencapai target 70 persen selama 10 hari,” ujarnya.
Ditambahkan, keterlambatan vaksin juga disebabkan oleh medan yang berat, faktor cuaca seperti ombak, menurunnya minat masyarakat serta menurunnya semangat aparatur.
Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menambahkan, negara-negara yang sudah mendeteksi Omicron sebanyak 117 negara dengan jumlah kasus 186.899 orang. Dengan jumlah tersebut negara Birtania Raya menempati posisi pertama terbanyak ribuan kasus omicron, disusul Denmark dan Kanada. indonesia sendiri juga termasuk diantaranya, dengan 46 kasus. Dari 46 orang tersebut, pelaku merupakan warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan dari Turki.
Reporter : Faris Editor : Ronny Lattar