MATARAMAN,- Kelengkeng menjadi salah satu komoditi perkebunan yang cukup menjanjikan dalam jangka panjang, dan menjadi salah satu tanaman konservasi yang memiliki nilai tinggi dengan beberapa manfaat secara ekonomi. Dalam jangka 4 tahun, 1 tanaman bisa dipanen hingga skala 40-50 Kg/pohon.
Misrani, salah satu pembimbing petani Kayuh Baimbai dari P4S Patra Mandiri Simpang Empat menyebut, menanam kelengkeng berarti melanjutkan upaya konservasi sekaligus melestarikan perkebunan yang nantinya akan dikembangkan sebagai ‘model agro tourism’.
“Ini menjadi awal buat kami, khususnya Poktan Kayuh Baimbai untuk lebih berkembang. Kami juga ada para petani muda yang ikut bergerak bersama dalam menumbuh kembangkan sektor pertanian dan kewirausahaan secara keberlanjutan,” ucapnya.
Public Relations PT Banjar Bumi Persada (BBP) dan PT Mitra Agro Semesta (MAS) Nor Qomariyah menyebut, kelengkeng menjadi komoditi pilihan yang didukung oleh PT BBP-PT MAS, sebagai investasi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Sektor perkebunan dan pertanian menjadi tonggak ekonomi utama masyarakat terutama yang ada di sekitar area operasional pertambangan.
“Sejauh ini PT BBP dan PT MAS telah mensupport bidang pertanian dan perkebunan. Tak hanya bibit, namun juga support media tanam, bahkan kita juga telah mengakomodir lebih dari 100 petani di 6 desa untuk mengikuti program Sekolah Lapang Pertanian atau Farmer Field Schools (FFS) yang telah dimulai sejak Desember 2022, berkolaborasi dengan BappedaLitbang, Dinas Pertanian hingga Balai Penyuluh Pertanian di 3 kecamatan yakni Simpang Empat, Mataraman dan Cintapuri Darussalam”, imbuhnya.
Lebih jauh diungkapkan, PT BBP dan PT MAS memberikan 300 bibit kelengkeng lokal super dan bibit sayuran untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Pelita Harapan yang juga mengembangkan demplot pertanian tanaman pangan lestari sebagai peningkatan nutrisi keluarga.
Ia menambahkan PT BBP dan PT MAS juga mengin-line-kan dengan program strategis nasional pertanian, dimana sektor pertanian menjadi tumpuan ekonomi Indonesia. 3 (Tiga) tahun pertanian dinilai berkontribusi terhadap pembangunan nasional mampu menaikkan PDB sebesar 16,24% (q to q) pada 2020 dan terus berlanjut pada 2022. Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik mencapai 109,0 pada Desember 2022 dan ekspor pertanian mencapai Rp.616, 35 Triliun, meningkat 36,2% (Kementan RI, 2023).
Reporter : Rifki Zidane
Editor : Ronny Lattar
Uploader : Suhendra