Ribuan Jemaah Padati Haul ke-47 KH Salim Ma’ruf di Martapura Timur

MARTAPURA TIMUR – Ribuan jemaah memadati lokasi peringatan haul ke-47 ulama kharismatik KH Salim Ma’ruf di kubah keluarga Jalan Kertak Baru, Desa Pekauman Dalam, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Senin (25/8/2025) malam.

Acara yang digelar keluarga besar almarhum ini berlangsung khidmat. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi, para habaib, alim ulama, guru-guru agama, dan tokoh masyarakat. Nampak juga Pimpinan Umum Pondok Pesantren Darussalam KH Hasanuddin bin KH Badruddin.

Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan maulid habsyi yang diselingi syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Surah Yasin, tahlil, ayat suci Al quran, manaqif, tausiah dan ditutup doa bersama.


Dalam pembacaan manaqif, salah satu cucu almarhum, Guru Itqon, menceritakan perjalanan hidup KH Salim Ma’ruf. Disebutkan, almarhum lahir 1913 di Kampung Keramat dari pasangan H Ma’ruf dan Hj Asiah. Semasa hidupnya, KH Salim dikenal sebagai seorang petani, muazin masjid, dan pencinta ulama.

“Pendidikan agama beliau diperoleh dari orang tua dan sejumlah tuan guru, di antaranya KH Kasyful Anwar, KH Abdurrahman, KH Zainal Ilmi, dan Abdul Hamid,” ujar Guru Itqon.

Sejak kecil, KH Salim telah dikenal memiliki kealiman oleh gurunya. Ia menguasai banyak ilmu agama, terutama tafsir Al quran dan ilmu logika. Kesehariannya diisi dengan dakwah dan pengajaran agama di langgar serta di Pondok Pesantren Darussalam.


Pada tahun 1942, KH Salim sempat merantau ke Pontianak untuk berdagang, sebelum kembali ke Martapura pada 1945 untuk mengajar kembali di Ponpes Darussalam, sebagai bentuk pelaksanaan wasiat dari gurunya, KH Kasyful Anwar.

“Beliau mendirikan Madrasah Miftah Darussalam di Desa Pekauman pada 1962, dan pada 1969 dipercaya sebagai Kepala Ponpes Darussalam,” tambahnya.

Kesehatannya mulai menurun pada 1973, hingga akhirnya wafat pada Kamis subuh, 1 Februari 1978. KH Salim Ma’ruf meninggalkan tujuh anak, salah satunya KH Khalilurrahman, yang juga dimakamkan satu kubah dengan sang ayah.


Dalam tausiah yang disampaikan Habib Ubaidillah, ia menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari kehidupan para ulama, seperti KH Salim Ma’ruf yang dikenal rendah hati, tawadhu, dan peduli pada umat.

“Rahmat Allah turun karena kita memperingati haul ulama yang ilmunya luas,” ujarnya.

Habib Ubaidillah juga mengingatkan jemaah agar tidak menyombongkan diri atas ilmu yang dimiliki, apalagi hingga mengklaim sebagai Tuhan, yang belakangan marak terjadi.

“Pilihlah teman yang baik, yakni para ulama yang disebut dalam Al quran. Bergaullah dengan orang alim, agar hidup kita mendapat keberkahan,” tutupnya.

 

Reporter: Bagus F
Editor: Ronny Lattar
Uploader: Suhendra

Pos terkait

Sungai Pinang Jadi Klaster Percontohan Perhutanan Sosial di Kabupaten Banjar

Dewan Hakim dan Panitera MTQ Nasional XLVIII Tingkat Kabupaten Dilantik, Wabup Tekankan Profesionalitas

Tim Verifikator Pusat Lakukan Verifikasi Lanjutan Kabupaten/Kota Sehat di Kabupaten Banjar