Tidak Berbanding Lurus, Pelaku UMKM Air Santri Perlu Dukungan

 

 

MARTAPURA,- Berawal dari kripik singkong dan pisang, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini ganti produknya menjadi kripik bawang dan peye kacang Salma. Hal tersebut disebabkan bahan baku yang terkadang susah didapat lantaran kosong dipasaran hingga mengganggu proses produksi.

 

Hal tersebut diungkapkan Khairudin selaku Pembina Kelompok UMKM Air Santri di Desa Murung Kenanga, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat (12/5/2023) sore.

” Kita lebih mengutamakan produk dengan bahan baku yang mudah didapatkan,” ungkapnya.

Kelebihan produk ini sendiri lanjut Khairudin utamanya halal dan kadar minyak rendah. Sementara pemasaran sejauh ini sudah  ke Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan utamanya wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

 

Usaha yang sudah berjalan 8 bulan dengan jumlah karyawan 15 orang ini mampu produksi sekitar 1.000 bungkus perharinya. Namun jumlah tersebut ternyata masih kurang lantaran permintaan mencapai 2.000 bungkus perhari.

” Sangat tidak berbanding lurus dengan permintaan,  permintaan sekitar 2.000 an, kita terkendala dengan peralatan yang ada, sehingga tidak bisa memenuhi permintaan,” ucap Khairudin yang membina 5 kelompok UMKM di desanya.

Ia berharap dukungan dari pihak swasta atau pemerintah untuk memberikan pinjaman permodalan agar masalah yang dihadapi bisa teratasi.

” Apakah nanti dengan pinjaman Kurma Manis atau bantuan alat murni. Yang kita perlukan banyak seperti siller (perekat plastik) kompor, wajan penggiling tepung dan lainnya, paling tidak sekitar 18 jutaan tiap titik UMKM,” tutup Khairudin dihadapan karyawan yang didominasi para ibu rumah tangga dan remaja.

 

 

Reporter : Bagus F

Editor : Ronny Lattar

Uploader : Suhendra

airsantrimartapuraumkm