Webinar Literasi Digital,  Cara Pilih Dokter Praktek di Dunia Digital

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Siberkreasi gelar webinar Literasi Digital wilayah Kota Banjarmasin Provinsi Kalsel, Sabtu ( 02/10/21 ) pagi , dengan tema ” Pemanfaan Teknologi Digital untuk Indonesia Lebih Sehat”.

Dipandu moderator Amal Bastian
diantara menghadirkan narasumber     Fiska Suratmo Medical Doctor & Enterpreneur Owner , dalam materi ” Budaya Digtal ” memaparkan diantaranya tentang layanan aplikasi kesehatan digital yang lagi trend saat ini.

Menurut Fiska, pada tahun 2014 semua fasilitas kesehatan telah memanfaatkan internet dengan sistem online, ini menguntungkan  dan mempermudah dalam pengerjaan tugas dokter, juga dalam masa pandemi covid -19 seperti sekarang ini.

“Kemudian juga aplikasi kesehatan yang makin marak bisa dimanfaatkan masyarakat / pasien yang takut ke dokter, paling tidak dengan aplikasi medicine bisa mendetek sistem penyakit pasien itu sendiri” ujar Fiska.

“Namun dalam hal ini dokter tidak bisa tatap muka langsung dengan pasien padahal ada pemeriksaan laboratirum yang penting dilakukan dan disini titik lemahnya bisa saja miss diagnosis kemudian dokter tidak dapat melakukan pemeriksaan secara lengkap juga
menjadi ironi karena melalui aplikasi masih ada  kekurangan yakni pada undang-undang data pribadi, terkadang dengan mudah bisa di share ke publik, nah kalau yang share orang itu sendiri berarti orang tersebut tidak paham, kalau itu dari hacker maka ini menjadi perhatian khusus kerena ada hak pasien yang didapat ketika memilih dokter diantaranya kerahasiaan informasi medis, jika info kesehatan tadi di share ke publik oleh dokter itupun salah” tegas Fiska.

Fiska menegaskan, pihak penyelengara diantaranya adalah  memverifikasi dokter yang kualifaif, ketika pasien berkonsultasi dengan dokter sebenarnya bersedia ditanya kemudian terapi, intinya proteksi dalam dunia kesehatan harus dijalankan dengan baik sesuai prosedur.

“Tips memilih layanan kesehatan digital diantaranya lihat platform, apakah memiliki izin resmi atau belum kemudian lihat dokternya berikut data dokternya, dilihat aplikasi siapa yang mendirikan misal kemenkes berarti bisa dipertanggung jawabkan” saran Fiska.

Sementara itu Dosen Poltakes Kemenkes Banjarmasin  Sulaman Hamzani melalui materinya menyoroti tentang Banjarmasin kota 1000 sungai. Menurutnya, Pemerintah Kota Banjarmasin saat ini melaksanakan program ” Gerakan Banjarmasin Peduli ” yakni inisiasi Walikota dimana program ini adalah bersih-bersih sungai yang menjadikan sungai kecil bisa kembali difungsikan kembali. Sekedar diketahui di belahan dunia lain malah sudah ada sungai yang beringkat .

“Namun perlu kita ketahui masalah bersama adalah seiring pertumbuhan waktu yakni limbah atau sampah yang dibuang ke sungai, kalau menginginkan sebuah kota sungai yang sehat dan bersih maka peran serta pemerintah dan masyarakat itu sendiri sangat diperlukan”ucap Sulaiman.

“Untuk diketahui saat  akses air minum itu layak, ternyata baru tahap belum aman yakni di 75% ,menyikapinya pihak kami langsung aksi ke masyarakat dengan memberikan edukasi tentang pemanfaatan air bersih dan di era digital kami lakukan sosialisasi diantaranya melalui radio dan internet”ungkapnya.

Reporter : Rifky Zidan
Editor : Ronny Lattar

Pos terkait

Raperda APBD Tahun Anggaran 2025 Disetujui

Pemkab Banjar Gelar Rakoor Evaluasi SPM 2024

Puluhan ASN Ikuti MTQ KORPRI Tingkat Kabupaten Banjar