Webinar Literasi Digital, Jaga Keluarga Dari Kecanduan Digital

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Jaga Keluarga Dari Kecanduan Digital.” di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Rabu (22/9/2021) pukul 10.00 Wita.

Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan dan Bupati HSU, Achmad Fikry, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dipandu oleh moderator Rio Brama, yang menghadirkan narasumber pertama Steve Pattinama dengan materi tentang Digital Creator.

Steve mengatakan, semua aktivitas sudah pasti berhubungan dengan internet, jadi kalau misal kecanduan itu sangat berbahaya.

“Ciri-ciri orang kecanduan itu biasanya tidak bisa berhenti menggunakan media sosial serta tidak melihat tempat dan waktu,” ucapnya

“Kalau kita bisa memanfaatkan internet dengan baik pasti akan mendatangkan kebaikan juga,” sambungnya.

Menanggapi komentar negatif, Steve menuturkan, tindakan tersebut bisa dibawa ke ranah hukum karena ada pasalnya.

“Daripada kita menanggung hukuman karena komentar negatif lebih baik kita melakukan hal yang baik di media sosial, dan yang dikomentari juga jangan mudah terpancing,” tuturnya.

Narasumber kedua Arin Swandari menjelaskan tentang Keamanan Digital.

Arin mengatakan, demokrasi bukan selalu soal pemilu atau terkait pemerintahan, tetapi demokrasi itu dapat diartikan menerima selera yang berbeda dan sebagaimana mereka mengekspresikan di medsos, menghargai cara berpakaian orang lain, pilihan warna dan lain-lain.

Sedangkan toleransi bukan hanya seputar agama, keyakinan dan suku, toleransi itu juga tentang inklusivitas dan kesetaraan, tentang panggung yang setara untuk laki-laki perempuan disabilitas atau bukan disabilitas.

Arin menambahkan, konten baik itu yakni, kreatif, tidak merasa paling benar, tidak menyinggung SARA, selalu positif, bahasa yang sopan, saring sebelum sharing, empati karena yang sedang berinteraksi adalah manusia bukan mesin dan mengkritik dengan bahasa yang baik didasari fakta disertai solusi.

Selanjutnya narasumber ketiga Maharani Lulu dengan materi tentang ‘Pentingnya Digital Skills di Masa Pandemi Covid-19.’

Maharani mengatakan, pengguna internet meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020. Dewasa ini, pengguna internet telah mencapai 202,6 juta jiwa.

“Hal ini tidak menutup kemungkinan apabila semua kegiatan nantinya akan terdigitalisasi,” ucapnya.

Kata dia, dengan digital skills masyarakat mampu beradaptasi dengan kehidupan yang serba digital dan masyarakat mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.

Narasumber terakhir Hairiyadi dengan materi yang tak kalah menarik tentang ‘Sudah Tahukah Kamu Dampak Penyebaran Berita Hoax?’

“Berita bohong atau hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya,” tuturnya.

Kata dia, ciri-ciri berita hoax yaitu:

1. Berita yang didapatkan menimbulkan kecemasan, kebencian, atau permusuhan antar satu sama lain.

2. Tidak ada sumber berita jelas yang dapat dimintai pertanggungjawaban atau klarifikasi.

3. Informasi bersifat menyerang, berat sebelah, dan tidak netral.

4. Memiliki judul provokatif yang tidak sesuai dengan isi berita.

5. Memaksa untuk membagikan berita tersebut agar viral.

6. Berita yang diluncurkan tidak menyeluruh, ada fakta yang disembunyikan dan memelintir informasi yang diberikan oleh sumber terpercaya.

7. Menggunakan data dan foto fiktif agar berita yang ditulis dapat dipercaya.

8. Memanipulasi fakta yang sebenarnya.

9. Ditulis oleh media yang tidak kredibel.

Adapun dampak dari berita hoax yang ditimbulkan yakni:

1. Menimbulkan perpecahan, berita bohong memicu perpecahan baik antar individu maupun kelompok.

2. Menurunkan reputasi seseorang, seringkali berita hoax akan merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

3. Tidak lagi percaya fakta, karena terlalu banyak berita bohong yang beredar, masyarakat jadi sulit membedakan mana informasi palsu dan fakta.

4. Menimbulkan opini negatif, berita hoax sering kali menyasar emosi masyarakat.

5. Merugikan masyarakat, hoax bisa saja merugikan masyarakat secara materi.

Sementara itu, tips menangkal berita bohong yaitu jangan terprovokasi, cek sumber berita pastikan informasi yang didapat sumbernya jelas, perbanyak membaca, bandingkan informasi sumber dengan informasi dari sumber lain, dan juga berbagi informasi.

Rilis

Pos terkait

Jelang Purna Tugas, PNS Pemkab Banjar Dapatkan Pembekalan

Ringankan Beban Masyarakat, Pemkab Banjar Gelar Pasar Murah Selama Dua Hari

BPBD Banjar Salurkan Bantuan Kepada Korban Puting Beliung dan Kebakaran