Fenomena Lunturnya Nasionalisme Generasi Muda Menjelang HUT ke-79 RI

 

MARTAPURA,- Dewasa ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa nilai-nilai nasionalisme pada generasi muda semakin luntur. Bagaimana tidak, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, sebanyak 24% tidak hafal pancasila, 53% tidak hafal lagu kebangsaan. dan lebih parah lagi, berdasarkan hasil survey didapatkan fakta bahwa sebanyak 61% generasi muda tidak peduli dengan kondisi bangsa.

Pergeseran ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai faktor internal seperti pemerintah reformasi yang jauh dari harapan generasi muda, masih maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme dari generasi diatas mereka yang membuat kaum muda kehilangan panutan nasionalisme, adanya etnosentris yang menganggap sukunya lebih baik, serta kebebasan berpendapat yang terlalu terbuka.

Disisi lain, faktor eksternal seperti globalisasi, perkembangan teknologi, hingga paham liberalisme terus menggempur generasi muda kita. Hal ini tentu wajib menjadi perhatian serius, mengingat generasi muda merupakan tulang punggung masa depan bangsa. Dan jika tidak diatasi sedini mungkin, akan berdampak pada melemahnya rasa kebangsaan, berkurangnya partisipasi generasi muda dalam pembangunan dan  kaum muda akan rentan terhadap perpecahan.


Bertepatan dengan momentum menjelang peringatan HUT Kemerdekaan ke 79 RI, kelompok 2 Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan II Lembaga Administrasi Negara (LAN) tergerak untuk memberikan sumbangsih ide guna mengatasi permasalahan diatas.

Solusi yang ditawarkan adalah penguatan peran keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam memupuk kembali nasionalisme generasi muda yang terkikis. Dalam keluarga, orang tua perlu menanamkan nilai- nilai cinta tanah air dengan mengajak anak nonton film sejarah dan tokoh perjuangan bangsa sehingga muncul kesadaran bahwa kemerdekaan bangsa adalah buah dari perjuangan dan cinta tanah air dari generasi terdahulu.

Di lingkup sekolah, dapat dilakukan dengan perbaikan kurikulum dan penambahan muatan cinta tanah air dalam kegiatan belajar mengajar. Terakhir di lingkungan masyarakat dan pemerintah, perlu perbaikan dalam segala bidang agar tingkat kemajuan bangsa tidak membuat malu generasi muda. Disamping itu, perlu penyebaran konten- konten yang genZ centric terkait cinta tanah air agar nasionalisme di kalangan generasi muda kembali tumbuh. Sehingga pada akhirnya, generasi muda Indonesia dengan lantang dapat berkata “kami bangga menjadi bangsa Indonesia, kami peduli dengan indonesia dan kami cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Penulis : Kelompok 2 PKP Angkatan II LAN RI

Pos terkait

Pasca Gempa, Tim Ahli Geologi Observasi di Sambung Makmur  

Masalah Stunting, Pemkab Banjar Kaji Tiru ke Pemko Surakarta  

“Saran Kanda” Bidik Warga Desa Limamar