MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Kembangkan UMKM dengan Literasi yang Tepat” di Kabupaten Banjar, Senin (20/9/2021) siang.
Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Banjar Saidi Mansyur, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.
Dipandu oleh moderator Rio Brama, yang menghadirkan narasumber pertama Aep Wahyudin dengan materi tentang Etika Digital.
Aep mengatakan, bahaya tersembunyi dalam pemanfaatan internet yakni, cyber bullying, cyber fraud atau hoax, porn, cyber gambling dan cyber stalking.
“Cybercrime merupakan suatu tindak kejahatan di dunia Maya yang dianggap bertentangan atau melawan undang-undang yang berlaku,” tuturnya.
Aep menyebutkan, ada beberapa cara mendeteksi hoax yaitu:
1. Cek alamat URL.
2. Siapa penulis dan narasumbernya.
3. Bagaimana penulisannya, berita umumnya tidak menggunakan capslock dan tanda seru.
4. Cek situs tersebut.
5. Beritanya membuat pembaca marah, berita palsu sering menyasar emosi dengan memberikan informasi-informasi aneh.
6. Cek dengan media lainnya.
7. Gunakan fact-checking, coba situs snopes.com dan Factcheck.org
Selanjutnya narasumber Amiruddin dengan materi yang tak kalah menarik yaitu tentang ‘Literasi Digital dalam Menangkal Terorisme, Radikalisme dan Saparatisme.’
“Menurut survei yang dilakukan BNPT pada tahun 2020, 85% pemuda milenial rentan terpapar faham terorisme dan radikalisme,” tuturnya.
Amiruddin menuturkan, alasan kaum milenial mudah terpapar faham radikalisme, karena pemuda milenial memiliki ‘karakter ingin diakui’ keinginan kuat untuk merasa dirinya spesial, berharga, bermakna atau menjadi bagian dari suatu kelompok yang spesial, berharga harga dan bermakna.
“Radikalisme negatif didefinisikan sebagai suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang ekstrem,” ucapnya.
Kata dia, ada beberapa sikap yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal yaitu:
1. Intoleran, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain.
2.Eksklusif, membedakan diri dari umat Islam umumnya.
3. Fanatik, selalu merasa benar sendiri atau menganggap orang lain salah.
4. Menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan.
Adapun, upaya pencegahan yakni dengan memperhatikan kredibilitas website, bandingkan dengan ilmu yang telah kita miliki, diskusikan konten yang ditemukan dengan orang sekitar, dan bandingkan dengan laman daring lainnya.
Narasumber ketiga Dara Rizky Amalia yang menjelaskan tentang ‘Cara Berinteraksi dan Berkolaborasi Sesuai Etika.’
Dara mengatakan, Saat berinteraksi di dunia digital hendaklah sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan benar, menggunakan kalimat yang jelas, juga hindari penggunaan kata yang multitafsir.
“Hargai orang lain seperti budayakan membaca sebelum berkomentar dan jangan mencela atau menghina orang lain,” ucapnya.
Kata dia, preferensi atau acuan bukankah kiblat utama, seseorang harus bisa menciptakan identitas dan karakter yang kuat karena setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing.
Terakhir yaitu narasumber Ibnu Min Haji dengan materi tentang Budaya Digital ‘Bijak Beretika di Internet.’
Ibnu mengatakan, dalam menggunakan internet ataupun teknologi pasti ada etikanya yaitu biasa dikenal dengan cyber ethic. cyber ethic adalah aturan atau etika dalam menggunakan teknologi atau internet.
“Perlunya etika dalam berinternet karena etika sangat penting, di internet beragam sekali suku kehidupan yang berbeda-beda dan sebagainya sehingga kita perlu tahu etika berinternet agar tidak terjadinya perselisihan, dan agar masyarakat harus bijak dalam menggunakan internet karena jejak digital sulit dihapus,” pungkasnya.
Tips cara beretika dalam berinternet yaitu:
1. Perhatikan dalam penggunaan huruf kapital.
2. Hati-hati terhadap informasi yang kita terima.
3. Batasi informasi yang kita sampaikan.
4. Hindari personal attack.
5. Pemilihan konten internet yang bijak.
6. Etika dalam berkomunikasi.
7. Hindari penyebaran suara, pornografi dan aksi kekerasan.
8. Kroscek kebenaran berita.
9. Menghargai hasil karya orang lain.
Reporter : Rifky Zidane Editor : Ronny Lattar