Literasi Digital Bagi Pendidikan di Indonesia

642

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Literasi Digital Bagi Pendidikan di Indonesia” di Kabupaten Barito Kuala Sabtu (18/9/2021) pagi.

Webinar dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Batola Noormiliyani, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dipandu oleh moderator Ovi Darin, menghadirkan narasumber Reza Nangin mengatakan, tips berbahasa agar tidak menyinggung seseorang di media sosial yaitu harus memahami konteksnya terlebih dahulu dan jangan sembarang mengomentari orang.

“Ketika seseorang posting sesuatu diliat dulu konteksnya, jadi kita tidak perlu asal mengingatkan jika ingin berkomentar memberikan saran usahakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan jangan bersifat menyinggung,” ucapnya.

Narasumber Agustin Purnomosari dengan materi Kecakapan Digital.

“Dampak Covid-19 yakni sekolah tutup sehingga alternatifnya siswa belajar dari rumah atau online,” tuturnya.

Ia menjelaskan, Kecakapan Digital merupakan kemampuan dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi Digital dalam kehidupan sehari-hari.

Narasumber ketiga Audi Octavia tentang Keamanan Digital, ia mengatakan apa itu privasi di dunia Digital?

” Privasi adalah kondisi dimana seseorang tidak ingin diganggu oleh orang lain, keadaan semacam ini menggambarkan keinginan pribadi untuk menjaga dan melindungi urusan diri sendiri agar tidak diketahui oleh publik,” tuturnya.

Hal yang perlu diingat sebelum posting yaitu;

1. Apakah benar informasi yang di dapat;
2. Tentukan informasi yang di bagikan berguna
3. Apakah legal
4. Bertujuan baik.

“Ponsel pribadimu adalah propertimu, berhati-hati lah terhadap orang yang ingin meminjam atau melihat ponselmu karena ini modus yang kerap dilakukan orang yang berniat negatif,” ucapnya.

Terakhir narasumber Humaini dengan materi yang tak kalah menarik tentang ‘Peran Komunitas Akademik dalam Pendidikan di Era Digital.’

Humaini menyebutkan, faktor yang memengaruhi belajar terbagi dua, yakni pertama internal seperti fisiologis, dan psikologis, sedangkan kedua eksternal seperti lingkungan sosial, dan lingkungan non sosial.

Katanya, komunitas akademik adalah kelompok atau kumpulan orang yang berinteraksi dalam bidang akademis untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Kolaborasi dan komunikasi di era digital, orangtua, siswa, maupun guru harus menjalin komunikasi dengan orang lain yang kontinu, dengan komunitas lain misal grup WhatsApp, telegram sehingga solusi dari segenap Permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan bisa mendapatkan pemecahannya,” pungkasnya.

Reporter : Rifky Zidane
Editor : Ronny Lattar