Nekat, Modal Awal Dirikan Bank 350 Ribu

480

MARTAPURA,- Bank Daurs Purna Praja di Kelurahan Mandarsari di Kecamatan Kertak Hanyar berdiri pada awal tahun 2018 dengan dana pribadi 350 ribu rupiah, untuk keperluan membeli timbangan bagi warga yang ingin menjual sampah yg sudah dipilah kepada pihaknya.

Demikian pengakuan Nuri Ansari Direktur Bank Daurs Purna Praja, saat talkshow
Daur Simanis (Bakisah daur ulang sampah bersama si Mandarsari ingin sejahtera) di Radio Suara Banjar, Rabu (27/7/2022) siang.

Meski tidak memiliki anggaran pendanaan untuk membayar warga yang menjual sampah pilahnya, Bank Daurs mampu membelinya dengan mensiasati cara pembayaran persetengah bulan.

” Mereka yang jual sampah dari tanggal 1 – 15 bisa cair tanggal 16 – 30, dan yang jual tanggal 16 – 30 bisa cair tanggal 1,” jelasnya.

Seiring dengan berjalan waktu, masyarakat yang ingin langsung cair jatah penjualan sampahnya, saat ini sudah bisa.

Untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, Bank Daurs juga membentuk beberapa bank anak sampah ditempat pengumpulan sementara di ketua RW dan RT dengan memberikan fasilitas timbangan, dengan sedikit bonus bagi pengumpulnya.

” Kita tidak mau masyarakat mendapat kesulitan, hanya demi sekantong plastik sampah mereka harus menyeberang jalan mempertaruhkan nyawa, maka itu kami bentuk bank anak sampah dilingkungan mereka,”

Dikatakan Nuri, dulunya, pendirian Bank Daurs bukan semulus yang dibayangkan akan tetapi mendapat penolakan keras dari warga setempat, lantaran halaman kantor dijadikan tempat penumpukan sampah.

” Alasan warga, yang ngurus sampah sudah ada petugasnya,” ujarnya.

Akan tetapi sosialisasi yang dilakukan dan pemahaman yang baik kepada warga, hal tersebut bisa di atasi dan Bank Daurs bisa berdiri eksis hingga sekarang.

Nuri yang juga menjabat sebagai Lurah Mandarsari tersebut menambahkan, Pemberian nama Bank Daurs artinya di olah kembali.

” Namun dalam Bahasa Banjar Daurs itu artinya gaduh atau ribut, kalau ada sampah kita keroyoki dan kita gaduhi, sementara purna praja dibelakang nama Daurs, saya tidak mau melepas Lebel, karena saya adalah purna praja,,” ucap Nuri.

Terinspirasi mendirikan Bank Daurs, lanjut Nuri lantaran Kecamatan Kertak Hanyar adalah penyangga dan berbatasan dengan Kota Banjarmasin yang begitu pesat perkembangannya, dan masalah sampah pasti menjadi polemik.

” Masalah sampah bukan masalah pemerintah saja, tapi juga masalah kita bersama,” ujarnya.

Sejauh ini Bank Daurs sudah memiliki nasabah sebanyak 249,  yang hingga saat ini masih aktif untuk melakukan pilah sampah dan menabungnya.

Berbagai inovasipun dilakukan agar bisa memberikan yang terbaik terhadap nasabah dan masyarakat sekitar, diantarnya lahan TPS3R seluas 2,300 meter persegi, Gerimis Jumat, warung serba ada dengan bayar sampah dan diskon 10 persen, arisan sampah perbulan, santuni anak yatim dan sebagainya.

Selain dijual kembali kepada pihak ketiga, Bank Daurs juga mengolah sampahnya menjadi berbagai hasil kerajinan, seperti bikin kursi sofa yang penjualannya hingga merambah luar daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Muara Teweh hingga Kotabaru.
” Selama dua tahun ini gregetnya luar biasa, berkat dukungan Bupati, Bapelitbang dan Dinas LH, bukan hanya warga Kertak Hanyar tapi nasabah kita juga ada di Gambut dan Banjarmasin saat ini,” ujarnya.

Jalinan kerjasapun dilakukan keberbagai pihak seperti Bank Mandiri, kantor pos dan beberapa rumah makan setempat.

Reporter : Ronny
Editor : Ronny Lattar