Webinar Literasi Digital,10 Tips Cegah Kecanduan Digital Pada Anak

257

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar dengan tema “Menjaga dan mendidik anak di era digital” di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Sabtu (28/8/2021) siang, dibuka Bupati Hulu Sungai Tengah, H. Aulia Oktafiandi, S.T., MAppCom.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara yang berkompeten, dipandu Shabrina Anwari.

Senada dengan tema hari ini, narasumber kedua Muhammad Isnaini, S.Pd.I. seorang guru di MTsN4 Hulu Sungai Selatan, yang membahas budaya digital terkait mencegah kecanduan digital pada anak.

Adapun tips untuk mencegah kecanduan yang pertama dengan membuat jadwal, “kita sebagai orang tua harus membuat kesepakatan dengan mereka untuk membuat jadwal supaya anak dapat tertib dalam mengatur dirinya sendiri. Aturlah jadwal aktivitas, dari bangun tidur, waktu belajar, bermain, istirahat siang hingga tidur malam mereka sebaik mungkin, karena jadwal diharapkan dibuat bersama tidak membuat mereka tertekan dan stres menjalankan,” tutur Isnaini sebagai guru dan sekaligus orang tua.

Hal lain juga seperti melakukan rutinitas, melakukan rutinitas yang sudah ada atau bisa juga membuat yang baru. Contohnya, seperti bangun di pagi hari pada jam yang sama seperti ketika anak bersekolah. Setelah bangun pagi, berilah sarapan sehat, mandi pagi atau ajaklah berolaharaga terlebih dulu.

Isnani mengatakan membuat peraturan bersama juga tak kalah penting, “kita harus membuat peraturan bersama terkait bagaimana, kapan, dan di mana internet boleh digunakan. Aturlah jadwal berapa jam dalam sehari anak boleh memegang gawai atau gadget-nya. Misalnya dalam sehari anak Cuma boleh pegang gadget 30-60 menit sebelum jam tidur siang. Selain itu, atur juga kapan dan saat apa anak-anak tidak boleh sama sekali memegang gadgetnya,” bebernya.

Selain itu biarkan anak belajar dari aktivitas sehari-hari, orangtua harus ambil andil untuk mengajarkan anak banyak hal dan upayakan pembelajaran itu juga terselip di setiap aktivitas yang dikerjakan sehari-harinya.

“Seperti saat memasak, kita bisa menjelaskan kenapa penting memasak sendiri dan apa manfaat dari mengonsumi makanan yang kita masak tersebut. Jangan lupa juga untuk melibatkan mereka dalam merencanakan rutinitas-rutinitas ini bersama dengannya,” ucapnya.

Namun dalam hal ini kita juga harus berperan sebagai orangtua yang menyiapkan tempat yang baik, saat ia harus memegang gadget untuk belajar daring (online), maka pastikan mereka berada di tempat yang bisa fokus untuk belajar. Jangan biarkan mereka belajar daring di depan TV atau di meja makan.

Kemudian, ajarkan anak untuk bertanggung jawab, kita harus mengajarkan anak untuk memperlakukan sekolah daring sama seperti belajar di sekolah saat tatap muka dengan guru secara langsung. Sehingga, anak harus menunjukkan rasa hormat pada guru. Tidak hanya itu, pekerjaan rumah dan kehadiran sangat penting untuk anak tetap terlibat dan bertanggungjawab terhadap kewajibannya, meski belajar dari rumah.

“Jangan lupa untuk menjaga anak selama sedang daring, kita selaku orang tua harus menjaga anak terutama selama mengerjakan tugas-tugas yang diberikan gurunya, agar tetap fokus mengerjakan tugas yang di berikan. Aktifkan kontrol orangtua pada perangkat mereka untuk meminimalisir risiko daring,” jelasnya.

Selanjutnya, pahami pahami setiap emosi, belajarlah untuk bisa memahami setiap emosi atau perasaan yang diekspresikan oleh anak-anak kita perhatikan dan terima perasaan anak.

“Cobalah untuk tidak mengecilkan dan menyangkal kekhawatiran mereka setiap emosi yang ada adalah valid, dan kita harus belajar menerimanya agar anak-anak juga bisa mengerti tentang apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka seharusnya bersikap, serta apakah yang mereka lakukan sudah benar,” bebernya.

Serta tetap terhubung dengan teman dan keluarga karna masa pandemi Covid-19 ini telah membuat anak-anak stres, mereka yang memang nalurinya bertahan di rumah terus. Jadi, lainnya. Biarkan mereka video call untuk bisa berkomunikasi teman dan keluarga karena jauh dari teman-teman dan keluarga lainnya. Biarkan mereka tetap terhubung dengan teman dan keluarganya.

Dan yang terakhir ada fleksibilitas pada anak, beberapa anak memerlukan tingkat fleksibilitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai orangtua harus belajar memahami apa kebutuhan ataupun keinginan mereka. Sehingga, tidak semua peraturan harus ditegakkan tanpa kompromi, tetapi beri pertimbangan kepada anak jika dia tidak patuh.

Rilis