107 Petani Ikuti FFS Ketiga Program PPM PT BBP dan PT MAS

75

BANJARBARU,- Program Farmer Field Schools (FFS) merupakan aspek ketiga (Pendapatan Riil dan Pekerjaan) dari Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dilakukan secara kolaboratif bersama stake holder terkait seperti Dinas Pertanian, Bappeda Litbang, YESS program KementanRI-SMK PP dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang ada di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mataraman, Cintapuri Darussalam dan Simpang Empat.

 

Hal tersebut diutarakan Specialist CSR PT BBP dan PT MAS Nor Qomariyah usai kegiatan, di Hotel Grand Dafam, Banjarbaru, Rabu (20/9/2023) siang.

Kegiatan dibuka Sekda Banjar HM Hilman diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah, dihadiri KTT PT BBP dan PT MAS Imran Rosyadi beserta staf, Kabid Ekonomi Sumber Daya Alam (SDA) Bappedalitbang Santi Nurlaela, SKPD terkait, 107 peserta yang terdiri dari petani dan 12 instruktur dalam menggerakkan program tersebut.

 

Dikatakan Nor Qomariyah, program tersebut dilaksanakan selama satu tahun, dimulai dari akhir 2022 hingga akhir 2023 dengan kurikulum 6 materi yang diajarkan kepada petani. Ditahap ketiga ini pihaknya mengajarkan adaptasi perubahan iklim dan akses pasar yang berbasis potensi pertanian.

” Tahap pertama kita belajar budidaya tanaman, kedua belajar tentang pupuk alternatif dan bagaimana cara membuatnya dengan bahan-bahan yang tersedia dialam,” ujarnya.

Dari hasil program tersebut, menurut Nor dari 107 petani yang berhasil hanya 30 persen melewati perubahan iklim dan 90 persennya pemanfaatan lahan yang sebelumnya kering, saat ini sudah bisa ditanami termasuk pekarangan. Sedangkan hasil padi saat ini sudah mencapai 4,8 Ton paling banyak dari pertanian yang menggunakan stimulasi Cakra Buana jenis padi yang digunakan sebagai stimulus. Begitu juga dengan sayuran yang mencapai 20-25 Kg sekali panen, baik terong maupun kacang panjang. Untuk kangkung dan sawi bisa menghasilkan 20 ikat untuk sekali panen.

” Perubahan yang terjadi adalah para petani sudah berswadaya untuk pembuatan pupuk alternatif dilakukan berkelompok, mandiri hingga akhirnya mereka berbagi. Inisiatif inilah yang menjadi nilai lebih yang tidak pernah terpikirkan dan berdaya bagi kelompoknya juga keberhasilan dalam mengajak temannya untuk ikut program hingga menularkan ke petani lainnya,” jelasnya.

 

Ia pun berharap program ini bisa terus berlanjut dan menjadi pemicu perusahaan lainnya melalui pendanaan CSR dapat melaksanakan praktik baik yang serupa. Saat ini melalui Bappeda Litbang Kabupaten Banjar Forum Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TSP)/CSR/PPM akan segera dikukuhkan kelembagaannya, nantinya akan menjadi wadah kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah daerah dalam sinergi program prioritas daerah dengan rencana kerja TSP/CSR/PPM.

 

 

Sementara Kabid Ekonomi dan SDA Bappeda Litbang Santi Nurlaela menjelaskan program PPM yang dilaksanakan PT BBP dan PT MAS sangat membantu terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, melalui intervensi kegiatan di sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, UMKM dan Lingkungan. Kegiatan tersebut merupakan bukti nyata kolaborasi yang terbangun antara perusahaan, pemerintah daerah dan masyarakat yang saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan bersama yaitu kesejahteraan masyarakat.

” Tidak harus dengan biaya yang besar, tetapi secara manfaat dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat banyak terutama di zonasi wilayah kerja perusahaan. Sinergi seperti ini dapat menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan pembangunan yang inklusif di daerah,” katanya.

Santi menyebut program PPM PT BBP dan PT MAS akan coba didorong untuk tetap didukung oleh SKPD terkait sehingga intervensi yang sudah dilakukan perusahaan akan terus berkelanjutan. Tidak menutup kemungkinan juga dukungan perusahaan lain melalui tanggung jawab sosial perusahaan yang zonasi wilayah kerjanya beririsan.

” Berdasarkan Perda Nomor 16 Tahun 2014 bahwa perusahaan dalam bentuk PT wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan di daerah yang menjadi wilayah kerjanya, Berdasarkan WLKP lebih dari 300 perusahaan yang wajib melaksanakan CSR nya di Kabupaten Banjar,” ungkapnya.

 

Ditambahkan, Bappeda Litbang berusaha melalui forum CSR mencoba merestrukturisasi anggota didalamnya untuk dikukuhkan sedikitnya 50 perusahaan yang tergabung, kemudian pihaknya akan membuat program kerja bersama seperti program prioritas yang disinergikan dengan rencana kerja tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR nya.

“Kita coba kolaborasikan, mereka memiliki 8 pilar kewajiban yang harus dituntaskan sesuai dengan yang ditargetkan masing-masing untuk menuju tujuan yang sama yakni untuk kesejahteraan masyarakat,” bebernya.

 

FFS ketiga ini sekaligus Closing Program PPM PT BBP dan PT MAS dengan penyerahan beberapa penghargaan termasuk penyerahan sertifikat dan sejumlah uang kepada juara dari berbagai kelas seperti padi – sayuran, karet dan cabai. Salah satunya dikelas padi – sayuran juara I diraih Legiyo dari Desa Pematang Danau, terbaik II Aspiyah Pematang Danau dan terbaik III Edy Sutikno Desa Simpang Tiga.

 

 

Reporter : Rifky Zidane

Editor : Ronny Lattar

Uploader : Suhendra