MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema “Kenali Aplikasi yang menguntungkan di Era Pandemi” di Kabupaten Tapin, Selasa (26/10/2021) pukul 10.00 Wita.
Acara dibuka oleh Bupati Tapin, H M Arifin Arpan dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan B Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.
Dalam diskusi ini dipandu oleh moderator Ronald Andretti yang menghadirkan narasumber pertama yakni, Grandika Primadani dengan materi tentang Keamanan Digital.
“Generasi milenial kerap dinilai sebagai generasi yang kreatif dan berani mengambil resiko. Mereka memiliki banyak ide-ide menarik dan memiliki karakter yang sangat produktif” tuturnya.
Cara berpikir produktif di literasi digital yang dapat kita lakukan, seperti;
1.Membangun citra ciri pada bidang tertentu yang bernilai (Personal Branding)
2.Memudahkan mencari informasi terkini secara cepat (Digital Mastering)
3.Mencari mentor dalam pekerjaan/pembelajaran (Business Networking)
4.Scalling-up produk UMKM secara online melalui e-commerce (Product Marketing)
Narasumber kedua, Mislani yang membahas materi tentang “Budaya Digital”
“Literasi digital merupakan kemampuan seorang individu dalam menggunakan teknologi,” ujarnya.
Mislani mengatakan, literasi digital menurut douglas A. J. Belshaw menyatakan dalam tesisnya kultural, kognitif, komunikatif dan kepercayaan diri yang bertanggung jawab, kreatif, kritis dalam menyikapi konten dan bertanggung jawab secara sosial.
Permasalahan dalam teknologi digital yakni:
1. Adanya pelanggaran hak cipta atau hak kekayaan intelektual (HKI).
2. Rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan karena sumber daya manusia telah digantikan oleh teknologi digital.
3. Munculnya informasi digital yang tidak sesuai dengan fakta atau hoax.
4. Adanya budaya malas gerak karena pengaruh penggunaan teknologi digital.
5. Adanya penipuan digital yang mengatasnamakan orang lain.
Narasumber ketiga yaitu Diza Refengga yang sekaligus Key Opinion Leader dalam acara ini menjelaskan materi tentang “Etika Digital”
“Semakin berkembangnya zaman, etika dalam dunia digital pun muncul. Sama halnya dalam kehidupan sehari-hari, tentu dalam dunia digital etika pun harus diperhatikan. Di era digital ini ada istilah jarimu harimaumu, yang artinya kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ketik di dunia digital karena bisa menjadi hal positif maupun negatif yang harus dipertanggung jawabkan nantinya,” pungkasnya
Terakhir, narasumber Fitria Sulviana yang meyampaikan materi tentang “Kecakapan Digital”
“Enam literasi dasar kecakapan abad 21, yaitu literasi baca tulis, literasu numerik, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya,” tuturnya
“Metode pembelajaran daring yang efektif dapat dilakukan dengan berbasis teknologi, penbelajaran daring hybrid, serta menggunakan video,” pungkasnya
Rilis