Haul ke 28 Habib Ali, Habib Hasan Ajak Jemaah Perbanyak Zikir

119

MARTAPURA,- Pelaksanaan peringatan haul ke 28 Habib Ali bin Hasan Al Habsyie berlangsung khidmat dan dihadiri Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyie, para kepala SKPD, habaib, tokoh ulama dan ribuan jemaah, di kediaman Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Jawa Martapura, Sabtu (2/09/2023) malam.

Pelaksanaan haul diawali dengan pembacaan Maulid Simtud Durar, dilanjutkan lantunan ayat suci Al quran, zikir, tahlil dan diakhiri dengan doa.

Habib Umar Al Habsyie selaku perwakilan keluarga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta membantu pelaksanaan haul sehingga berjalan sukses dan lancar.
Juga kepada undangan serta jemaah yang telah berkenan hadir dalam peringatan haul.

Dalam tausiahnya Habib Hasan bin Thahir Alaydrus dari Tarim Hadramaut mengemukakan tentang amalan zikir yang dilakukan ulama salafus saleh. Ia mengajak jemaah untuk senantiasa melazimkan zikir setiap hari minimal 320 kali.


” Orang yang mengamalkan zikir setiap hari minimal 320 kali akan digolongkan Allah sebagai ahli zikir. Bahkan ulama besar setiap harinya bisa mengamalkan zikir 12 ribu hingga 120 ribu kali. Ini merupakan amalan yang besar yang bisa mendekatkan seseorang kepada Allah SWT,” ungkapnya.

Habib Ali bin Hasan Al Habsyie lanjutnya adalah seorang ahli zikir yang membuat beliau bisa dekat dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Peringatan haul ini menurutnya juga merupakan salah satu cara mengirimkan doa dan balas jasa anak-anak untuk mengenang dan meneladani perilaku almarhum.

Dalam pembacaan manaqib oleh Habib Abdullah bin Hamid Al Habsyie diceritakan, bahwa Habib Ali lahir di Hadramaut 1894. Semenjak kecil sudah dibekali dengan ilmu-ilmu agama dan pernah belajar di Rubath Tarim asuhan Habib Abdullah bin Umar Assyatiri.


Habib Ali adalah sepupu dari Habib Zein Al Habsyie yang merupakan ayah angkat Guru Zaini (Guru Sekumpul). Sebagai ulama sepuh kala itu Habib Ali mendukung dan selalu menghadiri majelis Guru Zaini baik di Keraton maupun Sekumpul serta majelis ulama-ulama besar Martapura.

” Ada cerita menarik tatkala Habib Ali wafat pada tahun 1996, sudah tersedia perlengkapan pakaian dan peralatan untuk dimandikan dan dikuburkan. Habib Ali tidak mau merepotkan anak dan cucunya. Bahkan beliau berwasiat sebelum di semayamkan di liang lahat sudah harus dibayarkan untuk upah para penggali kubur sehingga tidak dianggap sebagai hutang nantinya,” tutupnya.

Reporter : Fuad Rivan
Editor : Ronny Lattar
Uploader : Suhendra