Warga Binaan Piawai Bikin Mebel, Siap Terima Pesanan

270

KARANG INTAN,- Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Selatan yang tergabung dalam program pembinaan kemandirian pertukangan kayu, mampu hasilkan produk mebel berkualitas tinggi. Kamis (01/09/22).

Mebel berbahan dasar kayu merupakan salah satu dari berbagai produk unggulan karya WBP tersebut bertahap mulai dipromosikan kepada masyarakat luas, dan siap menerima pesanan sesuai keinginan.

WBP terampil mengolah kayu sehingga karya yang dihasilkan rapi presisi dan bernilai jual tinggi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Lapas Narkotika Karang Intan Wahyu Susetyo yang telah membeli produk lemari karya WBP untuk rumah dinas yang ditempati.

“ Berbekal pelatihan pertukangan kayu, warga binaan mendapatkan keterampilan untuk bisa menghasilkan karya, salah satunya membuat lemari sesuai keinginan, saya membelinya dan saya akui sangat bagus, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,” jelas Kalapas.

Kalapas berharap keahlian yang didapat WBP dari pembinaan yang diikuti mampu menjadi sumber penghasilan saat kembali ke tengah masyarakat.

“ Keahlian ini tentu sebagai bekal bagi mereka sebelum nantinya kembali ke masyarakat, dan diharapkan berguna untuk menjadi tumpuan ekonomi bagi diri dan keluarga, juga mereka tidak dipandang sebelah mata,” tambahnya.

Kalapas juga meminta hasil kreativitas WBP tersebut dipasarkan secara luas. Bagi masyarakat yang ingin membeli dapat melakukan direct message ke akun media sosial instagram @lapasnarkotika_karangintan.

Pesanan yang masuk selanjutnya dikerjakan WBP, hasil penjualan nantinya menjadi salah satu komponen bagi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sebagian untuk warga binaan.

“Pengerjaan mebel ini cukup menantang, terlebih pelanggannya adalah Kalapas sendiri. Ini semua berkat bimbingan dari petugas sehingga hasil akhirnya menurut saya sangat memuaskan,” ungkap IHK salah seorang WBP yang terlibat di program pembinaan kemandirian pertukangan kayu.

Rilis
Editor : Ronny Lattar