MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema “Aman dan Nyaman di Ruang Digital Bersama Literasi” di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kamis (28/10/2021) pukul 14.00 Wita.
Acara dibuka oleh Bupati Hulu Sungai Selatan, H Achmad Fikry dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan B Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.
Dalam diskusi ini dipandu oleh moderator Aulia Mawardika yang menghadirkan narasumber pertama yakni, dr Fiska Suratmono dengan materi tentang “Keamanan Digital”.
“Dalam berinternet terdapat dampak positif internet yaitu, membantu anak belajar mengeksplorasi, melatih kognitif, meredakan ketegangan atau memberi hiburan, dan berafiliasi dengan teman sebaya,” tuturnya.
Selain dampak positif. Fiska melanjutkan, terdapat dampak negatif yang dapat terjadi ketika menggunakan internet berlebihan adalah mengganggu kehidupan keluarga, pekerjaan, pendidikan, tidur, hobi, dan hubungan sosial.
Narasumber kedua, Amalia Permata Rizky yang membahas materi tentang “Etika Digital”
“Media sosial memiliki banyak fungsi saat ini, seperti sumber berbagi informasi, membagikan aktivitas pribadi, membagikan reputasi yang kita miliki, memiliki suatu grup dengan teman-teman media sosial, serta banyak lagi yang dapat kita lakukan di media sosial” Pungkasnya
Narasumber ketiga yaitu Khusmul Prasetyo yang sekaligus Key Opinion Leader dalam acara ini menjelaskan materi tentang “Kecakapan Digital”
“Sejarah multikulturalisme bangsa terjadi karena adanya kondisi geografis yang memengaruhi keberagaman dan sejarah di masa silam serta perenggutan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa di era pandemi,” tuturnya
“Tantangan multikulturalisme yang kerap terjadi di ruang digital biasanya faktor tingkat literasi, pemecah belah bangsa, dan ujaran kebencian,” pungkasnya
Terakhir, narasumber Syahrial Shaddiq yang meyampaikan materi tentang “Budaya Digital”
Berkenalan dengan Artificial Intelligence (AI), sebuah kecerdasan buatan yakni kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah.
Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin.
Pembuatan mesin dan program komputer untuk melakukan otomatisasi tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas.
“Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah,” ujarnya
“Tidak ada definisi yang memuaskan untuk kecerdasan, seperti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya atau kecerdasan yaitu
apa yang diukur oleh sebuah tes Kecerdasan,” tuturnya.
Rilis