Webinar Literasi Digital, Pahami Etika, Kalo Bisa Konsumtif Kenapa Tidak Produktif

195

Kementerian Kominfo dan Siberkreasi menggelar Webinar Literasi Digital Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan dengan tema “Kebebasan Berekspresi Di Dunia Digital,” digelar Rabu (11/8/2021) siang. dipandu oleh Amal Bastian, dan sejumlah pembicara yang berkompeten dan menarik dalam penyampaian materinya.

Materi dari Steve Pattinama yang berprofesi sebagai Digital Creator Cameo Project membahas Budaya Etik.

Dalam pembahasannya ia menerangkan internet adalah suatu jaringan komunikasi.

“Memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu media elektronik dengan media elektronik yang lain secara cepat dan tepat,” terangnya dalam membuka webinar.

Ia menerangkan kini dengan kecanggihan berinternet tak perlu lagi kita susah payah keluar rumah untuk membeli koran, karna sudah mudah kita dapatkan melalui handphone seluler kita.

Manfaat internet sendiri beragam dapat ditemui di Bidang Bisnis, bidang Pendidikan, bidang Informasi, bidang Kesehatan, dan bidang sosial serta hiburan.

“Contoh saya sakit kepala, nah mencarilah kita manfaat dari internet di bidang kesehatan kita ketik sakit kepala, keluarlah penyebab sakit kepala apa, cara mengatasinya apa, obat apa yang cocok seperti itu jadi internet dapat menampilkan sesuai apa yang kita butuhkan secara tepat dan cepat,” jelas Steve.

Internet menjadi berkembang ini karna akses dalam berinternet dapat digunakan 24 jam, biayanya pun terjangkau malah gratis asal punya kuota internet saja, lalu kemudahan dalam akses informasi dan transaksi.

Serta kemudahan membangun relasi dan komunikasi, dan materi atau bahan dapat diupdate dengan mudah.

Kendati mudahnya berselancar di internet harus juga memahami etika, “digital ethic = etika berinternet (netiket, netiquette) merupakan etika berkomunikasi atau adab (sopan santun) dalam berkomunikasi diinternet.

“Netiket bisa disebut sebagai adab pergaulan di dunia maya, melanggar netiket bisa dibilang tak beradab,” katanya.

Perlunya kehati-hatian kita dalam bersosial media, perhatikan etika kita, tetap rendah hati, hargai pendapat orang lain, lebih toleran terhadap perbedaan.

Namun, tak kalah menarik pembahasan dari narasumber selanjutnya ada Vennerabella Arin, ia berprofesi sebagai Presenter selain itu juga Duta Wisata-Duta Bahasa.

Ia menyampaikan seputar budaya digital, ubah mindset konsumtif menjadi produktif.

“Di tahun 2020 internet di Indonesia melejit hingga mencapai 196,7 juta hal ini dikarenaka kondisi yang pandemi jadi paltform digital meningkat 433 persen,” paparnya.

Tanyakan pada diri kita apakah kita pengguna gadget yang konsumtif apa produktif.

Konsumsif yakni kemudahan kita dalam penggunaan digital kita bisa membeli barang secara online, makanan secara online.

“Mungkin kita tak ingin membeli akan tetapi kita bisa terdorong oleh keinginan yang semu,” tandas ia.

Ia mengajak kepada rekan-rekan yang mengikuti webinar untuk mengubah konsumsif menjadi produktif.

“Yuk ubah jadi produktif dengan menemukan passion,perkaya diri, bangun relasi dan lalu eksekusi,” ajaknya pada saat webinar.

Bagaimana caranya temukan passion dalam diri masing-masing bisa dari suka menyanyi,mengobrol,menulis,nenggambar atau pun lainnya lalu perkaya diri kaya tak selalu melulu tentang nilai rupiah.

Perkarya diri itu bisa dengan menambah wawasan kita, pengalaman kita, aktif bersosialisi agar diri kita kaya akan pengetahuan.

Bangun relasi tak kalah penting ketika kamu hanya punya passion tapi kamu tak punya networking percuma tak ada penyalur akan bakat masing-masing.

“Jalin relasi bangun relasinya baru eksekusi, karna ketika punya passion,perkaya diri,bangun relasi tanpa eksekusi percuma tak akan tersalurkan,” ungkap Arin.

Jadi, ubah kebiasaan yang tadinya hanya sebatas konsumtif agar bisa menjadi produktif dengan passionnya.

“Produktif tidak dilihat dari nilai rupiahnya saja, akan tetapi yang bisa memberikan manfaat untuk semua orang,” tutupnya.

Rilis