Webinar Literasi Digital, Pahami Makna Penggunaan Bahasa di Dunia Digital

251

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerjasama dengan Siberkreasi kali ini untuk Kabupaten Tanah Bumbu telah membahas Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital dengan Literasi yang Tepat.”

Webinar Literasi Digital Tanah Bumbu di Kalsel langsung dibuka Bupati Tanah Bumbu, Zairullah Azhar, Kamis (29/7/2021) pagi, serta dipandu host Septi D Ajeng.

Narasumber pertama Insan Nur Akbar memberikan pemaparan tentang Budaya Digital, “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik di Dunia Digital”.

Penggunaan Bahasa Indonesia tentunya sangat diperhatikan sekali, terkait penempatan intonasi nada, apabila salah dalam penggunaan kata akan mengubah makna.

Terlebih di dunia digital sekarang yang semakin berkembang serta meluas banyak sekali ditemukan penggunaan-penggunaan bahasa yang cukup berpotensi.

Seperti hal-nya membalas pesan dengan kalimat “Apa”, “Apabila kita membalas dengan kalimat singkat dapat mengubah makna oleh si pembaca boleh bila membalas ditambahkan dengan kata apa kak, iya kak, siap kak, bagus kak. Akhiri dengan kata pemanis beda dengan membalasnya “Apa” saja dapat berpotensi si pembaca bahwa kita sedang marah,” jelas Insan Nur Akbar, tokoh Komika dan Budayawan ini.

Adapula membalas pesan dengan sebuah emoticon saja, diketahui banyaknya emoticon yang ada di keyboard gadget kita juga perlu dipelajari.

“Jadi intinya dunia digital ini yang membedakan dengan kita didunia nyata adalah pemakaian-pemakaian Bahasa Indonesia yang tidak ada di KBBI dan sekarang berkembang sangat pesat yaitu mempelajari emoticon,” katanya.

“Jangan sampai Anda salah memakai emoticon, contoh dapat kabar duka dari keluarga teman. Kalian membalasnya dengan kasih emot nangis tapi nangisnya nangis terbahak, itu gambarnya kayak matanya nangis-nangis yang ketawa sampai nangis gitu itu harus diperhatikan temen-temen,” terangnya.

“Hal ini mau nggak mau itu adalah salah satu kosa kata baru di Indonesia di dunia digital emoticonm” paparnya.

“Jangan membuat persepsi atau pandangan orang menjadi berbeda, maka gunakanlah Bahasa Indonesia yang baik dan benar meski hanya di dunia digital,” paparannya saat menutup diskusi di webinar literasi digital.

Kemudian, dilanjutkan narasumber Eddy Adha Saputra menerangkan dunia maya memiliki sifat yakni anonim tidak bisa dipastikan seseorang itu benar-benar orang yang ada bisa jadi orang lain.

“Kita butuh hati-hati dalam melakukan hal-hal mengetahui bahwa dunia maya itu tidak semuanya benar,” ucap Eddy dalam pemaparan.

Akan tetapi dengan adanya dunia maya ini kualitas bisa meningkat, meningkatnya lebih baik yakni luasnya pengetahuan bersosial dan budaya.

Perhatikan juga mengenai rekam jejak digital atau disebut riwayat dalam dunia maya sebelum sampai ke riwayat dunia maya, “semua ada jejaknya semua ada batasnya carilah atau telunsurilah dengan hal-hal yang positif,” katanya.

Rilis