Webinar Literasi Digital, Bersaing Produk UMKM di Dunia Digital

267

MARTAPURA,- Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi menggelar webinar literasi Digital bertema “Aman Dan Nyaman Memasuki Dunia Digital” di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, Kamis (29/07/2021) siang, dibuka oleh Bupati Tabalong Drs. H. Anang Syakhfiani, M.Si  dan dimoderatori Rio Brahma.

Webinar ini menghadirkan empat narasumber berkompeten dibidangnya untuk mengedukasi peserta webinar. Antara lain Grandika S. Primadani, MSc, Bahyudin Nor, S.pd.I, drg. Irvanda Mulyaningsih, sp.Ort, dan Zulrifan Noor.

Narasumber Bahyudin Nor, S.pd.I membahas Tren Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital. “Bisnis digital adalah suatu jenis bisnis berupa barang/jasa yang memanfaatkan kecanggihan teknologi ketika menciptakan sebuah produk ataupun memasarkannya.

Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar di masa yang akan mendatang. Usia produktif penduduk Indonesia sebagian besar merupakan usia produktif di mana sekitar 50% berusia di bawah 30 tahun, bahkan sekitar 30% di antara masih berada di bawah 15 tahun.

Bahyudin mengatakan hal tersebut menarik, masa depan  Indonesia berada di tangan produktif. Hampir 170 juta penduduk Indonesia telah mengakses internet dan menggunakan media sosial. Peluang kesempatan untuk memasuki pasar baru, dan tantangan bagi produk UMKM  dalam negeri untuk memperbaiki kualitas mutu produk untuk bersaing di pasar dunia.

“Bisnisnya apa saja? Reseller/Afilliate, desain grafis, youtuber dan blogger,” jelasnya.

Narasumber drg. Irvanda Mulyaningsih, Sp.Ort membahas Main Aman saat Belanja Online. Menurutnya, belanja online adalah segala transaksi jual beli yang dilakukan melalui media atau platform online, baik itu di market place. Transaksi online di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya hampir semua barang bisa dibeli secara online menurut analisi SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat).

“Ada berbagai modus penipuan online yaitu dengan menjebak orang mengakses website palsu yang mirip aslinya, mengarahkan korban ke website yang palsu, kemudian pelaku mengirimkan uang rekening korban lalu diminta mengirimkan uang itu ke rekening lain,” ujarnya.

Hal demikian membuat korban secara tak sadar membagikan info penting, dan mirip dengan penyadapan. Lalu ciri-ciri olshop yang harus curigai ialah follower palsu, banting harga gila-gilaan, testimony berlebihan, rekening pernah dilaporkan, mematikan kolom komentar, dan feed tidak menarik. Lalu bagaimana jika sudah terlanjur tertipu? Hubungi call center bank si pelaku, melapor ke platform e-commerce, dan laporkan ke polisi.

Reporter : Rifky Zidane
Editor : Ronny Lattar