Webinar Literasi Digital, Era Digital Memberi Peluang Pekerjaan, Tapi Juga Wapadai Hal Ini

183

MARTAPURA,- Era di mana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Perkembangan era digital juga terus berjalan tanpa bisa dihentikan.

Karena sebenarnya masyarakat sendiri yang meminta dan menuntut segala sesuatu menjadi lebih praktis dan efisien. Namun tentu ada beberapa dampak yang akan diterima dengan era digital tersebut.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Kementerian Komunikais dan Informatika (Kemkominfo) RI menggelar webinar Bekali Diri Dengan Literasi Digital, Kota Barito Kuala, Selasa (27/7/2021), dengan moderator Rio Brama.

Tampil sebagai narasumber pertama Tyovan Ari Widagdo, CEO Bahasa.com membuka bahasan Tren Bisnis dan Pekerjaan di Dunia Digital.

“Tren pekerjaan, sosial media manager adalah sebuah pekerjaan yang mengelola akun sosial media seperti youtube, instagram, dan akun lainnya itu semua ada ilmunya. Jaman sekarang ada banyak para lowongan pekerjaan menyediakan loker yang bisa membuat konten, memplanning konten, editing. Bahkan pekerjaan yang dilakukan secara digital bisa dikerjakan di mana saja, bisa di rumah maupun di mana Anda berada,” ujar Tyovan Ari Widagdo

Pekerjaan digital yang berpeluang menghasilkan banyak uang, tambahnya, bahkan bisa bekerja di perusahaan luar negeri maupun perusahaan lokal sepeti sosial media manager, copywriter atau content writer, programmer, fotografer, guru private online, jualan di platform marketplace, affiliate.

“Peluang seperti itu sangat banyak di perusahaan besar bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta untuk salerinya. bekerjanya hanya di rumah saja,” ujar Tyovan Aroi Widagdo.

Narasumber kedua Hj. Ceria Hermina, M.Psi., Psikolog, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin menyampaikan terkait menjaga keamanan digital anak.

“Menjaga anak agar terhindar dari kecanduan bermain game di gadget sangat perlu diperhatikan oleh orang tua, bahkan jangan sampai lalai terhadap anak yang umurnya masih belum mencukupi di era pandemi tentunya sekarang serba online hingga sekolah pun online. Nah sebagai orang tua kita harus selalu mengawasi dan membatasi pemakaian gadget terhadap anak. Kita pantau apa saja yang dilakukan anak kita ketika ia bermain gadget dan ketika ada di grup whatsapp, dan melihat ada yang tidak sepantasnya maka itu perlu kita tegur. Kita sebagai orang tua juga harus tetap menjaga komunikasi yang baik, tujuan komunikasi terhadap sendiri gunanya mendekatkan hubungan orang tua dan anak untuk memahami pikiran dan perasaan,” ucapnya.

Kemudian, sambung Ceria, tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya, lindungi identitas anak, dan pastikan apakah anak memang sudah seharusnya memiliki gadget sendiri atau tidak.

Materi ketiga disampaikan narasumber Natayya Laksita Melati, Host dan Beauty Enthusiast membahas tentang “Apa sih kecanduan internet itu?

“Internet addiction adalah gangguan yang terjadi akibat penggunaan internet, kecanduan internet ini telah memengaruhi 38% penduduk di dunia saat ini bahkan kecanduan internet ditandai dengan keasikan yang berlebihan atau kurangnya terkontrol dalam perilaku penggunaan komputer dan akses internet,” katanya.

Biasa orang yang kecanduan internet akan lupa waktu dan lupa dengan keadaan sekitar, emosian ketika internet tidak bisa diakses, sering berkomentar, berbohong, bahkan fisik pun bisa sakit seperti sakit punggug, mata menjadi rabun. Lalu bagaimana cara mengurangi kecanduan internet?

“Carilah hiburan didunia nyata, sediakan waktu untuk keluarga, kurangi durasi online sedikit demi sedikit, atur kembali prioritas online” ucap Natayya Laksita.

Dan narasumber yang terakhir disampaikan Ansyar, Gubenrur BEM Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Memberikan arahan Bijak Bermedia Sosial.

“Pernah gak bertemu dengan orang suka berkomentar miring dan seenaknya, suka mengkritik bentuk hinaan, lalu minta maaf mengulangi lagi dan minta maaf lagi. Nah kita harus memahami ketentuan yang sudah diatur dalam UU. Agar kita tidak menyalahgunakan medsos yang berdampak pada kerugian bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Mengingat banyak berita yang beredar seperti berita hoax itu berdampak terhadap stabilitas keamanan masyarakat. Nah kita harus positif dalam menggunakan media sosial seperti menjaga selalu waspada dan jangan langsung percaya untuk meneruskan informasi, berikan informasi yang bermanfaat,” ujar Ansyar.

Lalu apa gunanya sekolah tinggi kalau tidak pernah berpikir dengan kondisi apa yang sedang kita alami, “Saat itulah yang saat ini saya rasakan, makanya kadang orang tua tanya jangan berani mengkritik nanti dipenjara, tapi saya bilang kita paham kita belajar, kita paham undang-undang kita tau batasan yang masalah ketika mengkritik pada dasarnya adalah hinaan ketika mengkritik dasarnya kecintaan, kalo dasarnya mengkritik kebencian itu pasti menghina dan itu pelanggaran dan tidak sesuai dengan budatya kita di Indonesia,” ujarnya.

Rilis